Pendidikan Berkualitas Hanya Untuk Yang Kaya?

Belakangan ini, banyak sekolah swasta bermunculan dengan tarif selangit dan fasilitas yang mewah, mulai dari ruang kelas ber-AC, lapangan olahraga bertaraf internasional, sampai program belajar ke luar negeri. Hal ini sekilas terlihat seperti kabar baik dan pertanda jika pendidikan semakin maju. Tapi kenyataannya, hanya sebagian kecil orang yang mampu menikmati semua itu, yaitu mereka yang berasal dari keluarga sangat berkecukupan. Sementara itu, anak-anak dari keluarga biasa bahkan harus berpikir ulang hanya untuk membayar uang pendaftaran sekolah. Akibatnya, muncul kesan bahwa pendidikan berkualitas kini hanya bisa dibeli oleh mereka yang punya uang banyak, dan bahkan kesenjangan sosial semakin meningkat. Kesenjangan ini tidak hanya soal fasilitas, tapi juga berdampak pada masa depan anak-anak. Sekolah mahal biasanya punya akses ke guru terbaik, metode belajar modern, hingga peluang kuliah ke luar negeri. Anakanak dari kalangan atas otomatis punya bekal lebih banyak untuk bersaing di masa depan. Sementara anakanak dari keluarga kurang mampu harus berjuang lebih keras, bahkan untuk hal-hal mendasar seperti buku, internet, atau ruang belajar yang nyaman. Ini membuat kesenjangan sosial makin terasa sejak usia sekolah, padahal semestinya pendidikan menjadi alat untuk menyetarakan kesempatan, bukan memperlebar jurang. Karena itu, penting bagi pemerintah dan semua pihak untuk memastikan bahwa pendidikan berkualitas juga bisa diakses oleh semua golongan. Bukan hanya dengan memberikan beasiswa, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas sekolah negeri, memperbanyak pelatihan guru, dan memastikan fasilitas dasar merata. Jangan sampai hanya karena faktor ekonomi, potensi anak-anak bangsa jadi terhambat. Pendidikan adalah hak semua orang, bukan kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja