Ujian Nasional Baru: TKA, Memudahkan Atau Malah Menyulitkan Siswa?
Pemerintah mengenalkan sistem evaluasi kemampuan siswa yang baru yaitu Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional yang sudah lama dihapus. TKA ini direncanakan akan digunakan sebagai syarat untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA atau Perguruan Tinggi. Namun tidak seperti ujian sebelumnya, tes ini dibuat lebih fleksibel dan disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan masing-masing siswa, jadi tidak lagi satu format yang sama untuk semua. Harapannya, penilaian bisa lebih tepat dan adil, bukan hanya sekadar menilai dari hafalan saja. Meskipun demikian, banyak siswa dan orang tua mulai bertanya-tanya apakah sistem baru ini benar-benar akan memudahkan atau justru menambah tekanan. Kalau tes ini jadi penentu penting, otomatis siswa harus lebih banyak persiapan, dan sekolah juga harus bisa mendukung mereka dengan baik. Padahal, fasilitas sekolah dan kualitas pengajaran di berbagai daerah sangat beragam. Sekolah di daerah yang masih kekurangan sarana belajar mungkin akan sulit mengejar standar yang ditetapkan, sementara sekolah di kota besar bisa lebih siap dengan bimbingan belajar dan fasilitas lengkap. Pemerintah sendiri sudah mengatakan bahwa pelaksanaan tes ini akan dilakukan secara bertahap dan disosialisasikan dulu ke sekolah-sekolah agar siswa, guru, dan orang tua bisa lebih siap. Tujuannya supaya perubahan ini tidak membuat kebingungan atau beban mendadak. Namun, jika akses pendidikan dan dukungan masih belum merata, tes ini bisa saja jadi tantangan baru yang membuat siswa dari daerah kurang beruntung merasa semakin tertekan. Sehingga, keberhasilan sistem ini sangat bergantung pada bagaimana pemerintah dan sekolah bisa memberikan fasilitas dan bantuan yang setara bagi semua siswa di seluruh Indonesia